MAKALAH
PEMBENIHAN IKAN KONSUMSI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
KELOMPOK 1 :
1. YESIKA
SURYANI
2. DYAH
PUTRI UTAMI
3. SEFIYAH
TIARA INDAH
4. M.
IHSAN
5. M.
HUSEN
6. DANU
AL – HAFIZH
7. DICAPRIO
NATANAEL
8. FUAD
KADARISMAN
KELAS :
XI. MIPA 4
GURU PEMBIMBING : Irna Yuliana, S.Pd,
M.Si.
SMA
UNGGUL NEGERI 4 PALEMBANG
TAHUN
AJARAN 2019 – 2020
BUDIDAYA IKAN GURAME
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul "Budidaya Ikan Gurame ", yang menurut
kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua untuk kehidupan.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Palembang, September 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. 1
KATA
PANGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan.................................................................................................................. 5
1.3
Manfaat................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biologi dan Gurame............................................................................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................... 19
3.2 Saran…………………………………………………………………………….19
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 20
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar wilayah dunia terdiri
atas air yang luas. Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang
kompleks dan terdiri atas beberapa organ yang saling bekerja sama melakukan
aktivitas hidup. Ikan adalah salah satu hewan yang hidup didaerah perairan dan
tergolong hewan berdarah dingin, artinya temperatur tubuhnya mengikuti
temperatur air dimana ia berada. Umunya ikan bernafas dengan menghirup udara
dari air dengan menggunakan insang. Ikan mengambil udara dari permukaan air,
bila didalam air kekurangan udara, kecuali pada beberapa genus yang mempunyai kantung
udara untuk menghisap oksigen apabila tempat hidupnya didalam lumpur.
Ikan terdapat di daerah perikanan
laut dan daerah perikanan darat. Banyak sekali macam ikan yang terdapat di
daerah perikanan darat. Ikan tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu
ikan peliharaan, ikan buas dan ikan liar. Ikan merupakan sumber protein bagi
manusia, antara lain ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli
perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Ikan
ini merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili
Osphronemidae. Ikan gurame adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan
oleh para petani, hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi.
Ikan
ini memiliki komoditi yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya
yang cukup besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air
tawar lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan dan tawes
Ikan ini sudah cukup dikenal dan
banyak diminati di Indonesia. Hal ini karena ikan gurame memiliki kelebihan
yaitu rasa daging yang enak, serta pemeliharaan yang mudah. Ikan ini sudah lama
dikenal orang dan telah banyak dibudidayakan. Namun usaha-usaha yang dilakukan
untuk menunjang ke arah budidaya yang intensif belum banyak dilaksanakan.
Umumnya
budidaya ikan gurami masih dilaksanakan oleh masyarakat dengan teknologi semi
intensif. Masa pemeliharaanya relatif lama sehingga dilakukan dalam beberapa
tahap pemeliharaan yaitu tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran,
dimana pada masing-masing tahapan menghasilkan produk yang dapat di pasarkan
secara tersendiri.
Peranan
Balai Benih Ikan dalam rangka pengembangan ikan gurami dilaksanakan antara lain
berupa penyediaan induk dan benih unggul dan pengenalan teknologi budidaya
secara intensif kepada pembudidaya ikan. Namun demikian, langkah pengembangan
selanjutnya yang masih perlu digarap adalah aspek pemasaran baik di pasar
domestik maupun ekspor.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari biologi
dan morfologi ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
2.
Sebagai salah satu tugas makalah
3.
Untuk mengetahui bagaimana cara pengelohan pembesaran pada
ikan gurame
4.
Untuk menambah wawasan tentang pemberian pakan pada ikan
gurame
5.
Mengetahui bagaimana pemberdayaan ikan gurame
6.
Mengetahui dan mempelajari biologi dan morfologi ikan Gurame
(Osphronemus gouramy).
7. Mengetahui cara pemeliharaan ikan
gurame
1.3 Manfaat
1.
Memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang ikan
Gurame (Osphronemus gouramy).
2. Bisa mengetahui pemberdayaan ikan gurame
yang baik dan tepat
3. Memperoleh pengetahuan dan wawasan
yang lebih tentang ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
4. Menambah wawasan tentang ikan gurame
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 SEJARAH SINGKAT
Ikan gurame merupakan keluarga
Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan
daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands,
Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air
tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang
Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang
Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai
mencapai berat 5 kg.
2.2 JENIS IKAN GURAME
Klasifikasi
ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas
: Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo
: Labyrinthici
Sub Ordo :Anabantoidae
Famili
: Anabantidae
Genus
: Osphronemus
Species : Osphronemus
goramy (Lacepede)
Ikan gurame (Osphronemus gouramy)
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di kolam dan
merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta
salah satu jenis ikan yang senang tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan
dalam seperti kolam, rawa, telaga, danau serta waduk (Djuhanda, 1981; Rusdi,
1988).
Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya:
gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Dibanding
gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk
bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur,
porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of
the pop, dan paling banyak diunggulkan.
2.3 MANFAAT IKAN GURAME
1. Sebagai sumber penyediaan protein
hewani
2. Mencegah terjadinya sakit jantung
3. Makanan untuk lauk nasi yang
sempurna
4. Memfasilitasi program diet sehat
5. Menyehatkan sistem Kardiovaskuler
6. Membantu proses penyembuhan luka
7. Mendorong pertumbuhan rambut
2.4 MORFOLOGI IKAN GURAME
Secara morfologi, ikan ini memiliki
garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta
memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama
sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi
badan 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat
garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10 buah dan pada daerah
pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi,
2002).
Gurame juga memiliki bentuk fisik
khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat
dengan tepi agak kasar. Mulutnya kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah
ujung moncong. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas.
Ujung mulut dapat disembulkan sehingga tampak monyong.
Penampilan gurame dewasa berbeda
dengan yang masih muda. Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh,
warna, bentuk kepala dan dahi. Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih
menarik dibandingkan gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001). Sedangkan
pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran
berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh diatas sirip dubur
dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam (Susanto, 2001).
Ikan gurame tergolong dalam ordo
Labirynthici yang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, yaitu
lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang
pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Adanya alat
pernapasan tambahan ini memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan
yang kadar oksigennya rendah (Departemen pertanian, 1999).
a. Kebiasaan
Hidup
Di
alam, gurame mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ,
dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan gurame.
Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika gurame
sangat mudah dipelihara di kolam-kolam tergenang. Walau gurame dapat
dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai, perairan yang paling otimal untuk
budidaya adalah yang terletak pada ketinggian 50 – 40 m diatas permukaan laut. Ikan
ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut. Yang
jadi patokan adalah suhu air dilingkungan hidupnya. Suhu ideal untuk ikan
gurami adalah 24 – 28 0C (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
b.
Kualitas Air
Air
untuk mengairi komplek kolam harus tersedia setiap saat, kalau perlu tersedia
sepanjang tahun. Volume air jangan berlebihan, karena dapat mengakibatkan
banjir. Untuk pemeliharaan gurame secara tradisional pada kolam khusus, debit
air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan
secara polikultur (semi intensif) debit air yang paling ideal adalah antara
6-12 liter/detik (Sitanggang dan Sarwono, 2001).Kehidupan organisme akuatik
termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen
terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh
karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan
(Wardoyo, 1981)
c. Pakan
Tambahan
Jenis pakan ikan gurame terdiri dari pakan alami (organik) berupa
daun-daunan dan pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang digunakan antara
lain daun sente. Bahan makanan buatan berupa pelet dibuat dari bahan makanan
ternak, baik hewani maupun nabati. Dengan komposisi 33 bagian
tepung ikan, 2 bagian tepung daging dan 65 bagian dedak halus, dengan
perhitungan kadar protein keseluruhan adalah sebagai berikut
(60/10x33)+(80/100x2)+(15/100x65) = 31,1 %. Untuk pagi hari ikan diberi pakan
alami sedangkan pada sore hari ikan diberi pakan organik (pelet). Ikan
gurame ini ada 3 jenis makanan tambahan,
yaitu Pellet, Keong Emas, dan Serangga (Jangkrik).
d. Pelet
Pelet
merupakan makanan tambahan bagi gurame yang sudah dikenal. Bahan pembentuk pellet tidak lain adalah campuran dari
berbagai bahan makanan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung daging, tepung
daun, tepung dedak, dan lain sebagainya. Antara bahan yang tinggi
kandungan proteinnya dicampurkan dengan bahan makanan yang rendah dengan
perbandingan tertentu, sehingga didapatkan kandungan protein seperti yang
dikehendaki. Dan bentuk pellet seperti butiran-butiran kapur tulis namun
ukurannya lebih kecil.
Keong
Emas (Pomacea sp.) merupakan hewan yang menyukai habitat perairan, maka
kehidupan dan pergerakan (mobilitas) keong emas sangat dipengaruhi oleh keadaan
air pada habitatnya. Dengan tersedianya keong emas dalam jumlah yang banyak,
maka keong emas dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan
Serangga sebagai makanan tambahan
gurame. Pada kenyataannya, sekalipun gurame termasuk ikan herbivora (pemakan
tumbuhan), mereka tidak menolak apabila suatu ketika (tanpa disengaja) ada
serangga yang terjatuh ke dalam kolam. Untuk dan karena itulah maka kita bisa
memanfaatkan serangga yang banyak disekitar kita sebagai makanan gurame yang
murah, namun tinggi kandungan proteinnya.
e.
Persiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Dalam
pemeliharaan induk ikan gurame, keberadaan kolam hendaknya dekat dengan sumber
air yang berupa mata air, sungai atau pompa air. Tempat yang paling ideal
adalah lembah yang dasarnya mendatar di kaki kedua lereng sungai yang
berlenggak-lenggok ditengah dataran (Tim Lentera, 2002).
Air
yang mengalir ke dalam kolam sebaiknya diendapkan terlebih dahulu, karena
dikhawatirkan air yang masuk banyak mengandung bahan-bahan atau unsur-unsur
kimia yang dapat mengganggu metabolisme ikan serta dapat menyebabkan timbulnya
hama dan penyakit pada kolam yang pada akhirnya akan menyerang induk ikan
gurame.
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya
ikan gurame antara lain:
1. Kolam penyimpanan
induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan
induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk,
kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam
minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
2. Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang
luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10
meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar
kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau
ranting-ranting.
3. Kolam pemeliharaan
benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100
meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50
ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara
3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
4. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai
tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan.
Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm.
Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
5. Kolam/tempat
pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan
sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
1. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ).
2. Buatlah pematangnya dengan ukuran;
bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1
m dan tingginya 1 m.
m dan tingginya 1 m.
3. Pasanglah pipa/bambu besar untuk
pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi
rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
4. Cangkullah tanah dasar kolam induk
agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi
lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar
akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar
akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
5. Buatlah saluran ditengah-tengah
kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu
keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
6. Keringkanlah kolam induk dengan 2
karung pupuk kandang yang disebarkan merata,
kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap
ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air
0,75-1 m.
kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap
ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air
0,75-1 m.
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa
digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring
(anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil
(gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi. Sedangkan peralatan lain yang
digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah
warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat
penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk
penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut :
1. Memiliki sifat pertumbuhan yang
cepat.
2. Bentuk badan normal (perbandingan
panjang dan berat badan ideal).
3. Ukuran kepala relatif kecil
4. Susunan sisik teratur,licin, warna
cerah dan mengkilap serta tidakluka.
5. Gerakan normal dan lincah.
6. Bentuk bibir indah sepertipisang,
bermulut kecil dan tidak berjanggut.
7. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
§ Betina
Dahi meninjol.
Dasar sirip dada terang gelap
kehitaman.
Dagu putih kecoklatan.
Jika diletakkan pada tempat datar
ekor hanya bergerak-gerak.
Jika perut distriping tidak
mengeluarkan cairan.
§ Jantan
Dahi menonjol.
Dasar sirip dada terang keputihan.
Dagu kuning.
Jika diletakkan pada tempat datar
ekor akan naik.
Jika perut distriping mengeluarkan
cairan sperma berwarna putih.
4. Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor
untuk kolam seluas 10 m 2 ) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri
makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg
diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan
tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu
dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
5. Pembenihan
Bila proses pematangan gonada
(kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk
segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2
hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yangkemudian
disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30
hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan
beberapa hari kemudian telur akan menetas.
1.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2
bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai
penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau
sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan
pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air. Setelah persiapan selesai,
benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih
5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan
adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat
badan rata-rata.
7. Pemeliharaan
Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat
dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1. Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
2. Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
8. Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
f.
Persyaratan Lokasi
Tanah
yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa
air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
1. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan
kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
2. Ikan gurame dapat tumbuh normal,
jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian
50-400 m dpl.
50-400 m dpl.
3. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan
gurame harus bersih dan dasar kolam tidak
berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik.
berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik.
4. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan
sistem pengairannya yang mengalir sangat
baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan
secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik,
sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-
12 liter/detik.
baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan
secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik,
sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-
12 liter/detik.
5. Keasaman air (pH) yang baik adalah
antara 6,5-8.
6. Suhu air yang baik berkisar antara
24-28 derajat C.
g.
Pemeliharaan Pembesaran
Dalam tahapan pembesaran, luas kolam yang dibutuh kan dengan
ukuran 20 X 10 meter, dengan konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air
kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Ikan yang
dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan
benih ± 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah
pemberian sebanyak 1,5 - 2% pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak
5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ukuran
konsumsi dengan berat 1kg/ekor.
h. Proses
Produksi
Dalam proses produksi budidaya ikan gurame ini, Guramy
fish membeli benih inak yang berukuran 250 gram dari para peternak benih yang
kemudian dibesarkan hingga ukuran 1 kg. untuk mendapatkan kualitas ikan gurame
yang optimal, kita dapat melakukan pembudidayaan ikan gurame di lokasi yang
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Dilaksanakan di
dataran rendah pada ketinggian 20 - 400 m dpl
2. Kuantitas dan
kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air tenang,
bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan air), tidak
tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH3 tidak lebih besar dari 0,02%),
kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk menaikkan pH di
lakukan pengapuran dengan CaCO3, sedangkan apabilah pH diatas 8 maka untuk
menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan air), tidak
tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH3 tidak lebih besar dari 0,02%),
kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk menaikkan pH di
lakukan pengapuran dengan CaCO3, sedangkan apabilah pH diatas 8 maka untuk
menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
3. Tanah tidak
berporous dan cukup mengandung humus. Tanah yang tidak berporous
dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan antara
tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%.
dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan antara
tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%.
4. Kemiringan
tanah 3%-5% untuk memudahkan pengairan kolam
5. Temparatur
optimum 25-30oC
6. Kandungan
oksigen dalam > 2 ppm.
i. Hama
dan Penyakit
Hama
adalah hewan yang berukuran lebih besar dan mampu menimbulkan gangguan pada
ikan. Beberapa pemangsa utama ikan gurame dari jenis hama adalah ular, belut,
katak, dan burung pemakan ikan. Dilihat dari jenis pemangsa air menurut Heinz
dan Kline (1973), musuh utama ikan gurame terbagi atas ikan liar pemangsa dan
beberapa jenis ikan pemelihara. Untuk menghindarai ikan gurame dari ikan-ikan pemangsa,
pada pipa pemasukan air dipasang serumbung dan saringan ikan agar hama tidak
masuk ke dalam kolam.
Jenis
penyakit yang sering mengganggu dalam budidaya ikan gurame adalah penyakit
bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius
multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame. Protozoa ini menjadi
parasit yang sulit diberantas karena kehadirannya sering kali diliputi oleh
lendir yang sulit ditembus oleh larutan obat (Kabata, 1985). Mereka menyerang
ikan dibawah selaput lendir ikan yang merupakan benteng pertahanan utama bagi
ikan (Kabata, 1985).
Selain
itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurame adalah Argulus
indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai
ektoparasit. Menurut Radiopoetro (1983), Argulus indicus menempel pada sirip
atau sisik pada induk ikan gurame.
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1.
Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna
merah terutama di bagian
dada, perut dan pangkal sirip.
dada, perut dan pangkal sirip.
2.
Penyakit pada
insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat,
kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3.
Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik
berdiri. Pencegahan
timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan
penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang
menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan
yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan kimia diantaranya:
timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan
penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang
menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan
yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan kimia diantaranya:
Pengobatan dengan
Kalium Permanganat (PK)
1. Sediakan air sumur atau sumber air
lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan
diobati.
2. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10
liter atau 1,5 sdt/100 l air.
3. Rendam ikan yang akan diobati dalam
larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
4. Bila belum sembuh betul, pengobatan
ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
Pengobatan dengan
Neguvon.
Ikan direndam pada larutan neguvon
dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-
rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi
0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan
selama 2 hari.
rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi
0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan
selama 2 hari.
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
3.1
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan sebagai berikut :
1.
Tubuh ikan gurame
(Osphronemus gouramy) memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak
terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor
membulat. memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar.
Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.
2.
Habitat ikan gurame di alam
mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan danau.
3.
Kehidupan organisme akuatik
termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen
terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh
karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan.
4.
Pakan tambahan bagi ikan
gurame adalah pelet, keong mas dan serangga.
5.
Penyakit bintik putih
(White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius multifilis yang
menyerang benih dan induk ikan gurame.
3.2 Saran
Bagi
kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memelihara menjaga dan
melestarikan serta mebudidayakan Untuk
mendapatkan kualitas ikan gurame yang optimal
Kepada
para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku
atau majalah-majalah yang memuat tentang proses pembesaran dan memberi pakan
pada ikan gurame.
Semoga
karya tulis ilmiah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan
tidak lupa pula kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan
gambaran kepada masyarakat, tentang bagaimanakah cara membudidayakan ikan
gurame yang baik
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2002. Informasi Teknik Perikanan. Balai Budidaya
Air Tawar Sukabumi. Sukabumi.
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba.
Gramedia, Jakarta.
Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Balai
Informasi Pertanian Jawa Barat. Bandung.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Heinz, H. R. and Kline. 1973. Fish Panthology. FFA
Publication Inc. West Sylvania Aveneu, Neptune, New Jersey. 512 pp.
Kabata, Z. 1985. Parasit and Diseases Fish Culture in The
Tropic. Taylor and Francis, London.
Radiopoetro. 1983. Zoology Vertebrata. Erlangga, Jakarta.
56 pp.
Rusdi, T. 1988. Usaha Budidaya Gurami. Simplek, Jakarta.
73 pp.
Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2001. Budidaya Gurami
(Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar
swadaya. Jakarta.
Tim Lentera. 2002. Cermat dan Tepat Memasarkan Gurami.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Wardoyo, S.T. 1981. Kualitas Air Untuk Keperluan
Pertanian dan Perikanan. Analisis Dampak Lingkungan, Bogo
RUSDI,
Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
SITANGGANG,
M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
Dikutip
pada Tanggal 19 September 2019, pukul 23.36 WIB
I 💓EXO
BalasHapusMakasih,makalahnya sangat membantu
BalasHapusMakalahnya membantu sekali,terima kasih banyak
BalasHapusMakasih banget, makalahnya membantu sekali
BalasHapusExo, we are one, saranghaja.....🥰🥰🥰
BalasHapusmakasihhh yaaaa makalahnya bermaanfaat bangettt
BalasHapusMakalah nya membantu,sehingga kelompok kami mendapatkan nilai tersebesar makasih yaaaa
BalasHapusMakasih makalahnya membantuu
BalasHapusWaaahhh bagus sekali makalahnya,sangat membantu
BalasHapusSuka banget sama makalahnya,dpt 95 dr guru,makasih yesikaaa
BalasHapusLove EXO
BalasHapusMembantu banget makalahnya teratur,makasih yaaaa
BalasHapusMakalahnya lengkap banget,beda dari blog lain makasih yaaa
BalasHapusSukaaa sama blog iniiii,isinya bagus semua makasih yaaa
BalasHapusBagus pakek banget isi blog nya,lengkap beda dari yang lainn
BalasHapusMakasihhh
BalasHapusMembantu
BalasHapusOk banget makalahnya sesuai dengan tema,bahkan lebih banyak dan lengkap makasih yaaa
BalasHapusEXO I love you so much
BalasHapusWe are one
Today
Tomorrow
Forever
1485
Kaloo aku sukanya sama BTS😀😀
Hapusbagussss banget makalahnya,,,makasihhh
BalasHapusSukaaaa
BalasHapusMakasih yaaa berkat makalah ini kelompok saya bagus banget nilainyaaa
BalasHapusBagus dr yg lainnnya,,,makasihhh
Exo We Are One
BalasHapusI Love Sehun
Buattt yesikaaaa,,,,makasih banyaakkk makalah yaaa membantu baangettt😍😍😍😘😘😘
BalasHapusMakalahnya membantu bangettt,,,semoga mendapatkan imbalan yang sesuai makasihhhh
BalasHapusMakasihhh makalah nyaaa sangat membantuuu👍👍👍
BalasHapusEXO
BalasHapusSuho Chen Sehun
D.O Baekhyun Kai
Lay Xiumin Chanyeol
I'M EXO - L
Today,Tomorrow,and Forever
Kepada yesikasehun_2212 makasih banyak,,karena makalahnya sangat membantuuu sekali....
BalasHapusLaainnn kali buat entri yang banyak yaahh,,,saya suka banget,isinya semua nya bermanfaat buat jenjang sma,sekali lagi makasihhh
BalasHapusMakalahnya membantu banget makasih yaaaa
BalasHapusMakalah nyaaaa bagusss,,,sesuai tema dan sangat bermanfaat, makasih yaaaa
BalasHapus........Good!!!!
BalasHapusSo Lucky I Find this....
BalasHapusKak yesika kira2 sma terbaik se palembang,sma mn kak ya???
BalasHapussma+ negeri 17 olhnya sma itu udh inter
HapusTp,gara2 aku sman 4 jdnyaaa membanggakan sekolah sendiri dlu yaaa,jdnya menurut aku yg bagus itu sman4 palembangg😚😚😚
Makaaaaasihhhh kak yesikaaa
BalasHapusKomen nya banyaakk,,,jd pengen komen jg hehehe...😆😆😆
BalasHapusKomen apa???
HapusMakassihhh kak yesikaaaa,,,,makalahnya membantu bangettt,,,,makasih banyak yaaaa
BalasHapus