Selasa, 15 Oktober 2019

Makalah Pembenihan Ikan Gurame


MAKALAH PEMBENIHAN IKAN KONSUMSI


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 1 :
1.     YESIKA SURYANI
2.     DYAH PUTRI UTAMI
3.     SEFIYAH TIARA INDAH
4.     M. IHSAN
5.     M. HUSEN
6.     DANU AL – HAFIZH
7.     DICAPRIO NATANAEL
8.     FUAD KADARISMAN

KELAS                                                : XI. MIPA 4
GURU PEMBIMBING                       : Irna Yuliana, S.Pd, M.Si.

SMA UNGGUL NEGERI 4 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019 – 2020

BUDIDAYA IKAN GURAME
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Budidaya Ikan Gurame ", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua untuk kehidupan.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Palembang,    September 2019

Penulis









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. 1
KATA PANGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan.................................................................................................................. 5
1.3 Manfaat................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biologi dan Gurame............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 19
3.2 Saran…………………………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 20










BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Sebagian besar wilayah dunia terdiri atas air yang luas. Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan adalah salah satu hewan yang hidup didaerah perairan dan tergolong hewan berdarah dingin, artinya temperatur tubuhnya mengikuti temperatur air dimana ia berada. Umunya ikan bernafas dengan menghirup udara dari air dengan menggunakan insang. Ikan mengambil udara dari permukaan air, bila didalam air kekurangan udara, kecuali pada beberapa genus yang mempunyai kantung udara untuk menghisap oksigen apabila tempat hidupnya didalam lumpur.
Ikan terdapat di daerah perikanan laut dan daerah perikanan darat. Banyak sekali macam ikan yang terdapat di daerah perikanan darat. Ikan tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu ikan peliharaan, ikan buas dan ikan liar. Ikan merupakan sumber protein bagi manusia, antara lain ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Ikan ini merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurame adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani, hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi.
Ikan ini memiliki komoditi yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang cukup besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan dan tawes
Ikan ini sudah cukup dikenal dan banyak diminati di Indonesia. Hal ini karena ikan gurame memiliki kelebihan yaitu rasa daging yang enak, serta pemeliharaan yang mudah. Ikan ini sudah lama dikenal orang dan telah banyak dibudidayakan. Namun usaha-usaha yang dilakukan untuk menunjang ke arah budidaya yang intensif belum banyak dilaksanakan.
Umumnya budidaya ikan gurami masih dilaksanakan oleh masyarakat dengan teknologi semi intensif. Masa pemeliharaanya relatif lama sehingga dilakukan dalam beberapa tahap pemeliharaan yaitu tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran, dimana pada masing-masing tahapan menghasilkan produk yang dapat di pasarkan secara tersendiri.
Peranan Balai Benih Ikan dalam rangka pengembangan ikan gurami dilaksanakan antara lain berupa penyediaan induk dan benih unggul dan pengenalan teknologi budidaya secara intensif kepada pembudidaya ikan. Namun demikian, langkah pengembangan selanjutnya yang masih perlu digarap adalah aspek pemasaran baik di pasar domestik maupun ekspor.


1.2   Tujuan
1.     Mengetahui dan mempelajari biologi dan morfologi ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
2.     Sebagai salah satu tugas makalah
3.     Untuk mengetahui bagaimana cara pengelohan pembesaran pada ikan gurame
4.     Untuk menambah wawasan tentang pemberian pakan pada ikan gurame
5.     Mengetahui bagaimana pemberdayaan ikan gurame
6.     Mengetahui dan mempelajari biologi dan morfologi ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
7.     Mengetahui cara pemeliharaan ikan gurame


1.3   Manfaat
1.      Memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
2.      Bisa mengetahui pemberdayaan ikan gurame yang baik dan tepat
3.      Memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
4.      Menambah wawasan tentang ikan gurame

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 SEJARAH SINGKAT
Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.

2.2 JENIS IKAN GURAME
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas                 : Pisces
Sub Kelas        : Teleostei
Ordo                : Labyrinthici
Sub Ordo         :Anabantoidae
Famili              : Anabantidae
Genus              : Osphronemus
Species            : Osphronemus goramy (Lacepede)
               Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang senang tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam seperti kolam, rawa, telaga, danau serta waduk (Djuhanda, 1981; Rusdi, 1988).
            Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

2.3 MANFAAT IKAN GURAME
1.     Sebagai sumber penyediaan protein hewani
2.     Mencegah terjadinya sakit jantung
3.     Makanan untuk lauk nasi yang sempurna
4.     Memfasilitasi program diet sehat
5.     Menyehatkan sistem Kardiovaskuler
6.     Membantu proses penyembuhan luka
7.     Mendorong pertumbuhan rambut

2.4 MORFOLOGI IKAN GURAME
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, 2002).
Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar. Mulutnya kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung mulut dapat disembulkan sehingga tampak monyong.
Penampilan gurame dewasa berbeda dengan yang masih muda. Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi. Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001). Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam (Susanto, 2001).
Ikan gurame tergolong dalam ordo Labirynthici yang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, yaitu lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Adanya alat pernapasan tambahan ini memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan yang kadar oksigennya rendah (Departemen pertanian, 1999).
a. Kebiasaan Hidup
Di alam, gurame mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan gurame. Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika gurame sangat mudah dipelihara di kolam-kolam tergenang. Walau gurame dapat dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai, perairan yang paling otimal untuk budidaya adalah yang terletak pada ketinggian 50 – 40 m diatas permukaan laut. Ikan ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut. Yang jadi patokan adalah suhu air dilingkungan hidupnya. Suhu ideal untuk ikan gurami adalah 24 – 28 0C (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
b. Kualitas Air
Air untuk mengairi komplek kolam harus tersedia setiap saat, kalau perlu tersedia sepanjang tahun. Volume air jangan berlebihan, karena dapat mengakibatkan banjir. Untuk pemeliharaan gurame secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur (semi intensif) debit air yang paling ideal adalah antara 6-12 liter/detik (Sitanggang dan Sarwono, 2001).Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan (Wardoyo, 1981)


c. Pakan Tambahan
Jenis pakan ikan gurame terdiri dari pakan alami (organik) berupa daun-daunan dan pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang digunakan antara lain daun sente. Bahan makanan buatan berupa pelet dibuat dari bahan makanan ternak, baik hewani maupun nabati. Dengan komposisi 33 bagian tepung ikan, 2 bagian tepung daging dan 65 bagian dedak halus, dengan perhitungan kadar protein keseluruhan adalah sebagai berikut (60/10x33)+(80/100x2)+(15/100x65) = 31,1 %. Untuk pagi hari ikan diberi pakan alami sedangkan pada sore hari ikan diberi pakan organik (pelet). Ikan gurame  ini ada 3 jenis makanan tambahan, yaitu Pellet, Keong Emas, dan Serangga (Jangkrik).

d. Pelet


Pelet merupakan makanan tambahan bagi gurame yang sudah dikenal. Bahan pembentuk pellet tidak lain adalah campuran dari berbagai bahan makanan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung daging, tepung daun, tepung dedak, dan lain sebagainya. Antara bahan yang tinggi kandungan proteinnya dicampurkan dengan bahan makanan yang rendah dengan perbandingan tertentu, sehingga didapatkan kandungan protein seperti yang dikehendaki. Dan bentuk pellet seperti butiran-butiran kapur tulis namun ukurannya lebih kecil.
Keong Emas (Pomacea sp.) merupakan hewan yang menyukai habitat perairan, maka kehidupan dan pergerakan (mobilitas) keong emas sangat dipengaruhi oleh keadaan air pada habitatnya. Dengan tersedianya keong emas dalam jumlah yang banyak, maka keong emas dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan
Serangga sebagai makanan tambahan gurame. Pada kenyataannya, sekalipun gurame termasuk ikan herbivora (pemakan tumbuhan), mereka tidak menolak apabila suatu ketika (tanpa disengaja) ada serangga yang terjatuh ke dalam kolam. Untuk dan karena itulah maka kita bisa memanfaatkan serangga yang banyak disekitar kita sebagai makanan gurame yang murah, namun tinggi kandungan proteinnya.
e. Persiapan Sarana dan Peralatan
1.            Kolam




Dalam pemeliharaan induk ikan gurame, keberadaan kolam hendaknya dekat dengan sumber air yang berupa mata air, sungai atau pompa air. Tempat yang paling ideal adalah lembah yang dasarnya mendatar di kaki kedua lereng sungai yang berlenggak-lenggok ditengah dataran (Tim Lentera, 2002).
Air yang mengalir ke dalam kolam sebaiknya diendapkan terlebih dahulu, karena dikhawatirkan air yang masuk banyak mengandung bahan-bahan atau unsur-unsur kimia yang dapat mengganggu metabolisme ikan serta dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit pada kolam yang pada akhirnya akan menyerang induk ikan gurame.
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
1.            Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
2.            Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
3.            Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
4.            Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
5.            Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
1.            Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ).
2.            Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1   
          m dan tingginya 1 m.
3.            Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi
          rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
4.            Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi
          lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar
          akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
5.            Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu
          keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
6.            Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata,
          kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap
          ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air
          0,75-1 m.
2.            Peralatan



Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

 3.            Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut :
1.            Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
2.            Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
3.            Ukuran kepala relatif kecil
4.            Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
5.            Gerakan normal dan lincah.
6.            Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
7.            Berumur antara 2-5 tahun.


Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
§     Betina

*     Dahi meninjol.
*     Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
*     Dagu putih kecoklatan.
*     Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
*     Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
§     Jantan
*     Dahi menonjol.
*     Dasar sirip dada terang keputihan.
*     Dagu kuning.
*     Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
*     Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
4.            Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m 2 ) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
5.         Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yangkemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
1.     Pemeliharaan Bibit













Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air. Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan rata-rata.
7.             Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1.            Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
2.            Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
8.                Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.

f. Persyaratan Lokasi
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
1.            Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
          memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
2.            Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian
          50-400 m dpl.
3.            Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak
          berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
          minyak/limbah pabrik.
4.            Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat
          baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan
          secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik,
          sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-
          12 liter/detik.
5.            Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
6.            Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.

g. Pemeliharaan Pembesaran
Dalam tahapan pembesaran, luas kolam yang dibutuh kan dengan ukuran 20 X 10 meter, dengan konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan benih ± 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 - 2% pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 1kg/ekor.
h. Proses Produksi
Dalam proses produksi budidaya ikan gurame ini, Guramy fish membeli benih inak yang berukuran 250 gram dari para peternak benih yang kemudian dibesarkan hingga ukuran 1 kg. untuk mendapatkan kualitas ikan gurame yang optimal, kita dapat melakukan pembudidayaan ikan gurame di lokasi yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1.            Dilaksanakan di dataran rendah pada ketinggian 20 - 400 m dpl
2.            Kuantitas dan kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air tenang,
          bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan air), tidak
          tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH3 tidak lebih besar dari 0,02%),
          kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk menaikkan pH di
          lakukan pengapuran dengan CaCO3, sedangkan apabilah pH diatas 8 maka untuk
          menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
3.            Tanah tidak berporous dan cukup mengandung humus. Tanah yang tidak berporous
          dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan antara
          tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%.
4.            Kemiringan tanah 3%-5% untuk memudahkan pengairan kolam
5.            Temparatur optimum 25-30oC
6.            Kandungan oksigen dalam > 2 ppm.

i. Hama dan Penyakit


Hama adalah hewan yang berukuran lebih besar dan mampu menimbulkan gangguan pada ikan. Beberapa pemangsa utama ikan gurame dari jenis hama adalah ular, belut, katak, dan burung pemakan ikan. Dilihat dari jenis pemangsa air menurut Heinz dan Kline (1973), musuh utama ikan gurame terbagi atas ikan liar pemangsa dan beberapa jenis ikan pemelihara. Untuk menghindarai ikan gurame dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasang serumbung dan saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam kolam.

Jenis penyakit yang sering mengganggu dalam budidaya ikan gurame adalah penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame. Protozoa ini menjadi parasit yang sulit diberantas karena kehadirannya sering kali diliputi oleh lendir yang sulit ditembus oleh larutan obat (Kabata, 1985). Mereka menyerang ikan dibawah selaput lendir ikan yang merupakan benteng pertahanan utama bagi ikan (Kabata, 1985).
Selain itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurame adalah Argulus indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit. Menurut Radiopoetro (1983), Argulus indicus menempel pada sirip atau sisik pada induk ikan gurame.  
            Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1.      Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian
      dada, perut dan pangkal sirip.
2.    Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat,
       kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3.      Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan
      timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan
      penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang
      menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan
      yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan
      bahan kimia diantaranya:
Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
1.      Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
2.      Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
3.      Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
4.      Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
Pengobatan dengan Neguvon.
Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-
            rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi
            0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan
            selama 2 hari.

BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
3.1 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan sebagai berikut :
1.     Tubuh ikan gurame (Osphronemus gouramy) memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.
2.     Habitat ikan gurame di alam mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan danau.
3.     Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan.
4.     Pakan tambahan bagi ikan gurame adalah pelet, keong mas dan serangga.
5.     Penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame.
3.2 Saran
*     Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memelihara menjaga dan melestarikan serta mebudidayakan Untuk mendapatkan kualitas ikan gurame yang optimal
*     Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang proses pembesaran dan memberi pakan pada ikan gurame.
*     Semoga karya tulis ilmiah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan tidak lupa pula kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat, tentang bagaimanakah cara membudidayakan ikan gurame yang baik



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Informasi Teknik Perikanan. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Sukabumi.
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta.
Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Balai Informasi Pertanian Jawa Barat. Bandung.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Heinz, H. R. and Kline. 1973. Fish Panthology. FFA Publication Inc. West Sylvania Aveneu, Neptune, New Jersey. 512 pp.
Kabata, Z. 1985. Parasit and Diseases Fish Culture in The Tropic. Taylor and Francis, London.
Radiopoetro. 1983. Zoology Vertebrata. Erlangga, Jakarta. 56 pp.
Rusdi, T. 1988. Usaha Budidaya Gurami. Simplek, Jakarta. 73 pp.
Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2001. Budidaya Gurami (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar swadaya. Jakarta.
Tim Lentera. 2002. Cermat dan Tepat Memasarkan Gurami. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Wardoyo, S.T. 1981. Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Analisis Dampak Lingkungan, Bogo
RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
Dikutip pada Tanggal 19 September 2019, pukul 23.36 WIB

40 komentar:

  1. Makasih,makalahnya sangat membantu

    BalasHapus
  2. Makalahnya membantu sekali,terima kasih banyak

    BalasHapus
  3. Makasih banget, makalahnya membantu sekali

    BalasHapus
  4. Exo, we are one, saranghaja.....🥰🥰🥰

    BalasHapus
  5. makasihhh yaaaa makalahnya bermaanfaat bangettt

    BalasHapus
  6. Makalah nya membantu,sehingga kelompok kami mendapatkan nilai tersebesar makasih yaaaa

    BalasHapus
  7. Waaahhh bagus sekali makalahnya,sangat membantu

    BalasHapus
  8. Suka banget sama makalahnya,dpt 95 dr guru,makasih yesikaaa

    BalasHapus
  9. Membantu banget makalahnya teratur,makasih yaaaa

    BalasHapus
  10. Makalahnya lengkap banget,beda dari blog lain makasih yaaa

    BalasHapus
  11. Sukaaa sama blog iniiii,isinya bagus semua makasih yaaa

    BalasHapus
  12. Bagus pakek banget isi blog nya,lengkap beda dari yang lainn

    BalasHapus
  13. Ok banget makalahnya sesuai dengan tema,bahkan lebih banyak dan lengkap makasih yaaa

    BalasHapus
  14. EXO I love you so much
    We are one
    Today
    Tomorrow
    Forever
    1485

    BalasHapus
  15. bagussss banget makalahnya,,,makasihhh

    BalasHapus
  16. Makasih yaaa berkat makalah ini kelompok saya bagus banget nilainyaaa
    Bagus dr yg lainnnya,,,makasihhh

    BalasHapus
  17. Buattt yesikaaaa,,,,makasih banyaakkk makalah yaaa membantu baangettt😍😍😍😘😘😘

    BalasHapus
  18. Makalahnya membantu bangettt,,,semoga mendapatkan imbalan yang sesuai makasihhhh

    BalasHapus
  19. Makasihhh makalah nyaaa sangat membantuuu👍👍👍

    BalasHapus
  20. EXO
    Suho Chen Sehun
    D.O Baekhyun Kai
    Lay Xiumin Chanyeol

    I'M EXO - L
    Today,Tomorrow,and Forever

    BalasHapus
  21. Kepada yesikasehun_2212 makasih banyak,,karena makalahnya sangat membantuuu sekali....

    BalasHapus
  22. Laainnn kali buat entri yang banyak yaahh,,,saya suka banget,isinya semua nya bermanfaat buat jenjang sma,sekali lagi makasihhh

    BalasHapus
  23. Makalahnya membantu banget makasih yaaaa

    BalasHapus
  24. Makalah nyaaaa bagusss,,,sesuai tema dan sangat bermanfaat, makasih yaaaa

    BalasHapus
  25. Kak yesika kira2 sma terbaik se palembang,sma mn kak ya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. sma+ negeri 17 olhnya sma itu udh inter
      Tp,gara2 aku sman 4 jdnyaaa membanggakan sekolah sendiri dlu yaaa,jdnya menurut aku yg bagus itu sman4 palembangg😚😚😚

      Hapus
  26. Komen nya banyaakk,,,jd pengen komen jg hehehe...😆😆😆

    BalasHapus
  27. Makassihhh kak yesikaaaa,,,,makalahnya membantu bangettt,,,,makasih banyak yaaaa

    BalasHapus