Laporan Prakarya dan Kewirausahaan
Budidaya Ikan Lele
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok
|
:
|
2
|
Nama
|
:
|
1.
Ahmad Wahana Jaya
2.
Akbar Dwi Cahyanto
3.
Elga Ambar Amanda
4.
Fitriana Putri Siregar
5.
Muti’ah
6.
Putri Sartika
7.
Triya Meilinda
8.
Yuni Muslimah
|
Kelas
|
:
|
XI. Mipa 4
|
Guru Pembimbing
|
:
|
Irna Yuliana S.Pd, M.Si
|
SMA Unggul
Negeri 4 Palembang
Tahun
Pelajaran 2019 – 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Prakarya
dan Kewirausahaaan yang membahas tentang ikan lele. Kami berharap agar laporan ini
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai
ikan lele.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan laporan ini. Tanpa kerja keras dan bantuan mereka,
pastilah kelompok kami tidak dapat membuat laporan ini dengan baik.
Dalam menyusun laporan ini, tidak sedikit hambatan yang kelompok
kami lalui. Hal tersebut tentunya mempengaruhi isi daripada laporan yang telah
disusun ini. Berkenaan dengan hal tersebut, kesalahan dalam laporan pastilah
ada. Oleh karena itu, kami berharap agar pembaca dapat memberi kritik dan saran
demi tercapainya kesempurnaan dalam laporan ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan...........................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori............................................................................. 2
2.2 Asal Mula..................................................................................... 2
2.3
Habitat.......................................................................................... 2
2.4 Ciri-ciri.........................................................................................
3
2.5
Klasifikasi.....................................................................................3
2.6 Perkembangbiakan Dan Alat Bahannya.......................................3
2.7
Pemasaran.....................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang
luas dan kaya akan keanekaragaman hayati, misalnya ikan lele (Clarias
Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh masyarakat,
terutama dengan semakin maraknya Usaha Warung Pecel Lele di
Daearh sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Ikan
lele sudah sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat
populer di kalangan masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut
masyarakat, ikan lele merupakan binatang yang mengelikan dengan bentuk seperti
sular dan hidup di tempat yang kotor. Tetapi saat ini pamor ikan lele menjadi
naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya di dalam negeri saja. Menurut warta
Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne, Australia masyarakat Indonesia mulai
memperkenalkan komoditar teresbut pada masyarakat tersebut.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini
adalah :
1) Untuk
mengetahui cara-cara yang baik untuk membudidayakan ikan lele.
2) Untuk
mengetahui cara memperoleh bibit unggul.
3) Untuk
mengetahui jenis-jenis ikan lele
4) Melengkapi
tugas Bahasa Indonesia.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan
penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita tentang Budidaya Ikan
Lele. Dan juga unutk memberikan informasi pada pembaca tentang tata cara
pembudidayaan ikan lele.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Lele
merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan
mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat
menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor
dan permintaannya cukup besar.
Tingkat
kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3 % per
tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003
produksi lele sebesar 57.740 ton.
Revalitas
lele sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai produksi 175.000 ton
atau meningkat rata-rata 21,64 % pertahun.
Tingkat
kebutuhan benih lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999 dibutuhkan 156 juta
ekor, pada tahun 2003 dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan pada akhir tahun 2009
diperkirakan akan dibutuhkan 1,9 milyar ekor atau meningkat 46 % per
tahun.
2.2 Asal Mula
Lele
merupakan ikan air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin tanpa sisik dan
dagingnya bertekstur lunak yang dapat ditemukan di perairan air tawar di dua
benua yaitu di Benua Afrika dan Asia.
2.3 Habitat
Habitat
hidup lele banyak ditemukan pada perairan air tawar di daerah dataran rendah
yang sedikit payau seperti bekas tambak. Daerah ini banyak warga pantura jawa,
seperti Kendal Jawa Barat banyak digunakan untuk pembesaran ikan lele Dumbo. Di
alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang alirannya mengalir secara
perlahan dan banyak juga hidup di daerah waduk, telaga, rawa, serta genangan
air tawar lainnya, seperti kolam dan lainnya. Karena ikan lele menyukai air
yang tenang, seperti daerah tepian yang dangkal dan terlindungi. Ikan lele
memiliki kebiasaan membuat lubang di tepian sungai atau kolam.
Lele
jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih menyukai
tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal yaitu
mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Pada
siang hari ikan lele memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele
relatif dapat bertahan pada lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya
sangat sedikit. Namun, pertumbuhan ikan lele bakal lebih cepa tdan sehat
dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran
irigasi, ataupun air sumur.
2.4 Ciri-ciri
Ikan Lele
termasuk jenis ikan konsumsi yang memiliki cicri-ciri: memiliki kumis, tubuh
dan kulitnya berlendir, memiliki patil untuk melindungi diri, termasuk ikan
bertulang keras, tidak memiliki sisik, hidup di air tawar, berkembangbiaknya
dengan cara bertelur dan memiliki gurat untuk bertahan hidup di lumpur.
2.5 Klasifikasi
Dalam klasifikasi, ikan lele
termasuk famili Clariide, yaitu jenis ikan yang mempunyai bentuk kepala
gepeng dan mempunyai alat pernafasan tambahan. Adapun sistematika dan
klasifikasinya adalah sebagai berikut :
-
Filum
: Chordata (bangsa hewan bertulang belakang)
-
Kelas
: Pisces (bernafas dengan insang)
-
Sub Kelas
: Tekstol (ikan yang bertulan keras)
-
Ordo
: Ostariophysi (ikan yang rongka perus bagian atas
memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan yaitu disebut tulang
weber).
-
Sub Ordo
: Silurodea (ikan yang bentuk tubuhnya panjang tidak
bersisik dan licin).
-
Genus
: Clarias
-
Spesies
: Clarias Sp
2.6 Perkembangbiakan Dan Alat
Bahannya
Lele di alam memijah pada awal
musim penghujan. Rangsangan memijahnya di alam berhubungan erat dengan
bertambahnya volume air yang biasanya terjadi saat musim hujan, serta
ketersediaan jasad renik (pakan alami), lele terangsang memijah setelah turun
hujan lebat dan munculnya bau tanah yang cukup menyengat (bau ampo) akibatnya
tanah kering terkena hujan juga. Karena terjadi peningkatan kedalaman air, lele
suka mijah di tempat teduh dan terlindungi. Lele berkembang biak secara ovipar
(eksternal).
Pada pembenihan lele lokal di
kolam dapat dengan dua cara yaitu secara perpasangan dan secara masal, lele
lokal biasanya akan setia pada pasangannya yaitu dengan cara meletakkan satu
lele jantan dan betina dalam satu kolam. Dengan lele jantan atau betina yang
siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga telurnya. Lele yang
dibudidayakan dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan dikelola dengan baik. Rangsangan
yang dilakukan tidak digunakan dengan menggunakan harman tapi dengan
menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya dan menimbulkan bau ampa. Bau
itulah yang merangsang induk ikan untuk memijah. Pemijahan bisa dilakukan sore
atau malam hari, setelah pada hari kakaban akan dipenuhi telur. Selanjutnya
kakaban dipindahkan ke wadah penetasan baru untuk ditetaskan sampai berukuran
benih waktu yang diperlukan untuk menetas sekitar 24 – 40 jam. Larva yang
berumur 1 – 9 hari masih memperoleh pakan dari kuning telur yang masih melekat
di bagian perunya. Maka larva selanjutnya disebut cacing sutra.
a.
Jenis lele unggul
1. Lele
Dumbo
Jenis lele yang banyak
dibudidayakan dan dijumapi di pasaran saat ini. Sementara lele lokal sudah
jarang ditemukan karena pertumbuhannya lambat dibandingkan lele dumbo.
Perbedaan lele dumbo dan lokal ukuran lele Dumbo lebih besar dari lele lokal.
Perbandingan tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal umur 2 hari. Lele
dumbo 1,2 – 39, sedangkan lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele Dumbo 10 –
159, sedangkan lele lokal 1 – 159.
2.
Lele Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan
dumbo adalah lele sangkuriang. Lele sangkuriang merupakan perkawinan antara
lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo jantan F6 menghasilkan lele dumbo jantan
F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2 sehingga
menghasilkan lele sangkuriang.
Hasil uji coba dan penelitian
terbukti lele jenis sangkuriang lebih unggul dari jenis lele dumbo. Namun lele
sangkuriang masih langka dipasaran.
3. Lele
Pithon
Lele pithon merupakan hasil
perkawinan antara induk betina lele eks Thailand dengan lele dumbo jantan F6.
Keunggulannya lele pihton lebih
cepat pertumbuhannya, tingkat kelulusan hidup tinggi dan relatif tahan terhadap
serangan penyakit.
Persiapan
Induk
Induk
betina harus dipelihara secara terpisah pada kolam tersendiri dengan induk
jantan. Kolam khusus ini bertujuan mempercepat proses kematangan Gonad.
Penyimpangan induk yang telah dikawinkan, serta mempermudah dalam pengelolaan,
pengontrolan dan menghindarkan terjadinya pemijahan diluar kehendak pemelihara.
Ciri-ciri induk lele betina dan jantan siap pijah.
Ciri-ciri induk jantan dan betina
Induk Betina
|
Induk Jantan
|
-
Perut membesar / buncit dan terasa lembek jika
diraba.
-
Pergerakannya lambat dan jinak.
- Alat
kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak bengkak.
-
Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan.
- Jika
perut diurut kadang-kadang keluar cairan berwarna kuning tua.
|
-
Alat kelaminnya memerah.
- Alat
kelamin tampak jelas dan meruncing.
- Tubuh
ramping dan gerakannya lincah.
-
Ada perubahan warna kulit menjadi coklat
kemerahan.
|
Pemberokan
Pemberokan
adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan secara dipuaskan saat induk ikan
selesai diseleksi dan sebelum dipijahkan 1 – 2 hari. Pemberokan induk jantan
dan betina harus di wadah terpidah.
Fungsi
pemberokan adalah menghilangkan stress pada saat ditangkap. Selain itu
mengurangi kandungan lemak dalam gonad dan meyakinkan hasil seleksi induk
betina.
Setelah
diberok kematangan induk lele betina diperiksa kembalik, apabila perut induk
betina menjadi kempes, berarti buncit karena adanya pakan bukan karena adanya
telur.
Pembenihan
dan Cara Pemijahan
Pembenihan adalah usaha untuk
menghasilkan benih ikan (lele) pada ukuran tertentu. Untuk menunjang proses
pembenihan lele dibutuhkan kolam pemijahan, bak penetasan dan kolam pendederan.
Berikut ini beberapa macam alternatif wadah / kolam pemijahan, penetasan telur,
dan pendederan yang dapat digunakan oleh para pembudidaya.
Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan merupakan kolam
khusus bagi induk yang akan memijah. Adapun kolam yang digunakan untuk memijahkan
ikan lele yaitu bak semen, bak terpal plastik dan fiberglass.
1. Bak Semen
Ukuran bak pemijahan untuk satu
pasang induk lele yang akan dipijahkan yaitu 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m.
Sebelum digunakan, bak pemijahan harus dibersihkan dan dikeringkan. Selanjutnya
bak diisi dengan air yang jernih dan bersihg setinggi 40 – 50 cm.
2.
Bak Terpal Plastik
Pengadaan terpal lebihmudah
dibandingkan dengan pembuatan bak semen. Cara pembuatannya dengan menyusun
sejumlah bata atau Batako disekeliling pinggiran plastik. Ukuran bak terpal
untuk pemijahan yaitu lebar 1 m, panjang 2 m, dan tinggi 0,8 m. Ukuran tersebut
digunakan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan.
3.
Faberglass
Ukuran faberglass untuk pemijahan
lele, yaitu 1 m x 2 m, dan tinggi 0,8 m. Ukuran bak tersebut dapat digunakan
untuk pemijahan satu pasang induk lele. Bak Fiberglass tergolong praktis karena
lokasinya bisa dipindah-pindahkan, tetapi harganya masih terlalu mahal.
4. Bak Penetasan
Wadah penetasan telur lele dapat
berupa aquarium, bak semen, bak terpal plastik, dan fiberglass yang dilengkapi
dengan generator untuk menyuplai oksigen terlarut. Tetapi pada obyek peternakan
lele yang kami teliti menggunakan bak semen yang ukuran bak penetasannya 1 m x
2 m dengan tinggi bak 0,8 m
Penebaran
Benih
Benih
lele sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih berumur 3
minggu. Saat penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30 cm,
karena benih masih kecil.
Cara penebaran
benih lele adalah dengan cara aklimatisasi yaitu wada berisi benih lele dan
diletakkan pelan-pelan, setelah itu benih merasa beradaptasi, benih akan lepas
dengan sendirinya. Kepadatan benih berkisar 300 – 600 ekor / m2.
Setelah
benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet berbentuk tepung
dengan kandungan protein minimal 40 % (Charoen Pokphand Kode 581).
Setelah benih agak besar, pemberian pakan berupa palet berbentuk butiran kecil
dengan kandungan protein 38 % kode FF 999. Semakin besar ukuran tubuh dan
bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan, frekuensi pemberian pakan lele yang
masih kecil yaitu 4 – 5 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
Pemanenan
Benih
Lama
pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukurang 5 – 7
cm / ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi
hari sewaktu suhunya tidak terlalu panas.
Cara
pemanenan dengan mengurangi air pelan-pelan hingga air berada pada kemalir. Air
pelan-pelan disurutkan hingga air akan mengumpul pada kubangan dekat pintu
pengeluaran. Pemanenan dilakukan dengan secara bertahap dengan menggunakan
seser halus. Usahakan benih lele tidak luka. Pada saat pemanenan benih
berukuran berkisar 5 – 7 cm / ekor.
Pemanenan
Cara
memanen lele ukuran konsumsi tergantung sistem kolam. Jika di kolam semen
umumnya menggunakan model pipa goyang atau sistem sipon.
Mekanisme
kerja seperti sistem pipa U. sistem ini mempermudah penggantian air, pipa
tersebut dari paralon dengan diameter 3 – 4 inchi. Digunakan untuk mengatur
ketinggian air saat pemeliharaan serta sebagai saluran pembuangan air saat
pemanenan.
Tahap-tahapnya :
1) Cabut
pipa paralon yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar untuk pengurasan.
2) Pasang
saringan atau kasa kawat pada ujung paralon bagian dalam saluran pembuangan
agar lele tidak ikut arus.
3) Hentikan
pengurasan jika ketinggian air mencapai 20 – 30 cm.
4) Ambil
lele dengan menggunakan jaring / seser.
5) Masukkan
lele ke dalam ember krak (ember berlubang).
6) Angkat
dan masukkan ke ember penampungan.
7) Sortir
kembali lele berdasarkan ukuran yang diinginkan (8 – 12 ekor / kg), kemudian
timbang dan masukkan ke wadah pengangkutan.
8) Pelihara
kembali lele yang berukurang kecil hingga mencapai ukuran pasar.
9) Jadikan
lele berukurang besar sebagai indukan atau jual ke tempat pemancingan.
2.7 Pemasaran
Ikan lele
yang dipanen dapat dipasarkan di pasar-pasar lokal atau dengan memanfaatkan
sistem klaster industri budidaya perikanan. Klaster merupakan strategi
pengembangan wilayah dengan memanfaatkan potensi ekonomi. Klaster adalah
hubungan antar satu jenis kegiatan ekonomi, mulai dari kegiatan produksi
primer, pengepul, pengolah setengah jadi atau jadi (industri menengah, besar),
pedagang, dan eksportir.
Dengan
memanfaatkan klaster, peternak ikan dapat meningkatkan pendapatan dengan bentuk
kerja sama dengan beberapa industri makanan, pusat perdagangan, dan pusat
wisata. Peternak bertindak sebagai pemasok bahan baku ikan Lele yang dapat
berkembang hingga luar daerah.
Pengolahan
Produksi hasil budidaya Ikan Lele dalam Agroindustri merupakan salah satu
bentuk pengembangan pengolahan ikan Lele. Dengan jumlah produksi panen ikan
yang melimpah bukan tidak mungkin ada komoditas yang tidak laku dipasaran dan
lama – lama membusuk.
Untuk
mengantisipasi hasl tersebut, peternak Ikan Lele dapat mengirimkan hasil
produksi budidaya ikan lele kepada berbagai agroindustri dengan output produksi
makanan jadi berupa makanan utama (lauk), ikan kaleng, ataupun makanan ringan
(snack).
Bukan hanya
untuk skala IRT, skala menengah, hingga besar akan menghasilkan keuntungan dan
output lebih banyak dan pendistribusi lebih luas. Masyarakat juga dapat membuat
usaha tersendiri seperti UMKM desa untuk membuat produk khas daerah dan
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Banyaknya
hasil industri pengolahan ikan ini, membuktikan produksi ikan dapat lebih
dioptimalkan untuk peningkatan pendapatan. Pengolahan ikan Lele di bidang
industri seperti produksi Abon Lele, bakso, ikan asap, dll.
Selain
pengolahan yang mudah, bahan baku dan biaya yang murah, dan keuntungan yang
cukup tinggi, pengolahan ikan dalam bidang agroindustri dapat menyerap dan
membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Peningkatan volume penjualan akan
didukung dengan strategi pemasaran, seperti produksi, harga, distribusi, dan
promosi.
Untuk upaya
pengembangan pemasaran ini, para anggota klaster ekonomi perikanan dapat
meningkatkan keuntungan produksi dengan sistem promosi, yaitu strategi
pengenalan produk olahan ikan dengan memanfaatkan fasilitas serta teknologi
seperti media massa, internet, sosialisasi ke UKM, kantor – kantor, dan di
lokasi – lokasi wisata yang memiliki banyak pengunjung tiap harinya didukung
dengan sarana hotel, restaurant, atau warung makan.
Berbagai
lokasi wisata dapat menjadi lokasi strategis untuk memasarkan produk olahan
ikan dan menjadi jalan tercepat untuk menarik minat pengunjung dari luar
wilayah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ikan lele sudah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin
banyaknya dibuka warung pecel lele. Semakin hari peminat pecel lele semakin
meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa pecel lele yang sangat lezat.
Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa ikan lele sebagai
binatang yang menggelikan. tetapi
pada saat ini keadaan itu berubah. Pamor ikan lele menjadi meningkat, bahkan
menurut Warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne Australia masyarakat
Indonesia sudah mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat
tersebut.
3.2
Saran
Kami sebagai penyusun sangat
menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang Budidaya
Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan lele bisa terus
dilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Lele ( 21 September 2019 )
http://www.penyuluh.info/2019/03/ciri-ciri-ikan-lele.html ( 23 September 2019)
https://alamendah.org/2009/09/21/klasifikasi-dan-jenis-ikan-lele/ (25 September 2019)
https://www.infoikan.com/2017/04/habitat-ikan-lele-walking-catfish.html ( 27 September 2019)
https://finance.detik.com/solusiukm/d-4631647/5-cara-budidaya-ikan-lele-dengan-terpal-yang-mudah-bagi-pemula ( 27 September 2019)
Makasih makalah n
BalasHapusy sangat membantu