Selasa, 15 Oktober 2019

Makalah Pembenihan Ikan Patin


Makalah Prakarya dan Kewirausahaan
“ Budidaya Ikan Patin”
Disusun Oleh :

Kelompok 3 :
1. Kerin Salsabila
2. Keysha Amelia
3. Moulya Ramadhani
4. M. Triefani Aditya Putra
5. M. Ra’auf Ar Rasyid
6. Nadia Noprita
7. Nasywa Annisa Saisya
8. Niken Maharani
9. Putri Hansa Nabila
Kelas                       : XI IPA 4
Guru pembimbing   : Irna Yuliana,S.Pd,M.Si


SMA Unggul Negeri 4 Palembang
Tahun Ajaran 2019-2020

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan makalah tentang “budidaya ikan patin”.  Makalah ini dibuat dalam rangka untuk membuka wawasan mengenai cara pembudidayaan ikan patin.
Pada kesempatan ini kita mengucapkan terima kasih dan kita juga menyadari bahwa dalam mengerjakan karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kita mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan ke depan. Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata kita ucapkan terima kasih.



Palembang, 28 September 2019

Penulis
           








Daftar Isi

                                                                                                                       Halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………………….....................................i
Daftar Isi……………………………………………………………………………........................................ii
Bab. I Pendahuluan.................................................................................................4
A.  Latarbelakang…………………………………………………….....................................4
B.  Rumusan Masalah……………………………………………………..............................5
C.  Tujuan………………………………………………..…………..................................…5
Bab. II Pembahasan……………………………………………………………..............................6
            A.    Pengertian Ikan Patin………………………………………………….......................…6
                        B.    Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup……………………………….........…..............…..8
            C.   Jenis-Jenis Patin……………………………………………………........................……9
            D.  Cara Budidaya Ikan Patin…………………………………………….........................…11
            E.   Pengendalian Hama penyakit dalam Budidaya Ikan Patin……….........................…….15
            F.   Pemasaran........................................................................................................................18
Bab.III Penutup………………………………………………………….....................................................20
           A. Kesimpulan…………………………………………………………….............................20
         B. Saran…………………………………...……………………...................................………20
Daftar Pustaka










BAB I
PENDAHULUAN
     

A.    Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia ikan Ptin merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang cukup digemari oleh masyarakat. Umumnya ada 2 jenis patin yang ada dipasaran saat ini, yaitu patin lokal dan patin siam. Patin lokal adalah patin asli Indonesia dari sungai-sungai besar Sumatera dan Kalimantan, sedangkan patin siam merupakan jenis patin yang diproduksi di Thailand.
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebirubiruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin memiliki rasa yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti pindang, digoreng atau diolah menjadi hidangan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.
Dibeberapa daerah sentra penghasil patin lokal, seperti Sumatera dan Kalimantan. Ikan patin ini dengan mudah ditemui disungai-sungai atau danau. Selain mengandalkankan penangkapan diperairan umum patin merupakan jenis ikan budidaya potensial yang banyak dipelihara pembudidaya ikan dipulau Jawa sampai dikawasan timur Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa penyebaran patin sudah hampir mencakup seluruh wilayah tanah air.
B.     Rumusan Masalah
      1.      Apa pengertian dari Ikan Patin ?
      2.     Bagaimana Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup dari Ikan Patin
3.      Apa saja Jenis-Jenis Patin ?
 4.      Bagaimana Pengendalian hama penyakit dalam budidaya Ikan Patin dan Apa saja  penyakit yang menyerang Ikan Patin ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui  pengertian dari Ikan Patin.
      2.      Untuk mengetahui Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup dari Ikan Patin.
3.      Untuk mengetahui Jenis-Jenis Patin.
      4.      Untuk mengetahui pengendalian hama penyakit dalam budidaya Ikan Patin dan penyakit yang menyerang Ikan Patin.
5.    Untuk mengetahui cara budidaya ikan patin.
6.    Untuk mengetahui cara pemasaran ikan patin.













BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Ikan Patin









KINGDOM     : ANIMALIA
Filum              : Chordata
Ordo               : Ostariophysi
Sub-ordo       : Siluroidae
Famili.          : Pangasiade
Genus             : Pangasius
Spesies         : Pangasius pangasius
Nama local    : Ikan Patin
              Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebirubiruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin memiliki rasa yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti pindang, digoreng atau diolah menjadi hidangan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 3540 cm. Sebagai keluargaPangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendah pun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebirubiruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Dibeberapa daerah sentra penghasil patin lokal, seperti Sumatera dan Kalimantan. Ikan patin ini dengan mudah ditemui disungai-sungai atau danau. Selain mengandalkankan penangkapan diperairan umum patin merupakan jenis ikan budidaya potensial yang banyak dipelihara pembudidaya ikan dipulau Jawa sampai dikawasan timur Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa penyebaran patin sudah hampir mencakup seluruh wilayah tanah air.
        1.         Bergizi Tinggi
Selain rasanya yang enak, nilai protein daging patin juga tergolong tinggi, mencapai 69,6%. Kandungan gizi lainnya adalah lemak 5,8%, abu 3,5%, dan air 59,3%. Adapun bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awalnya. Sedangkan filet yang diperoleh dari bobot ikan seberat 1-2 kg mencapai 61,7%.
         2.       Harga jual yang Menjanjikan
Patin termasuk jenis ikan air tawar yang memiliki nilai bernilai ekonomi penting. Harga jualnya cukup menjanjikan umumnya diatas harga jual rata-rata ikan konsumsi yang lain. Mahalnya harga jual patin karena rasa dagingnya yang enak, lezat, dan gurih. Dari semua jenis ikan keluarga lele lelean rasa daging patin boleh dibilang termasuk yang sangat enak. Tidak mengherankan jika saat ini banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan olahan ikan patin sebagai menu utamanya.
Bahkan, tidak sedikit orang yang menjadi fanatik mengkosumsi daging patin khusus di Sumatra, menu patin yang paling terkenal adalah “patin asam pedas” yang menjadi masakan favorit masyarakat etnis melayu dan terkenal hingga kenegara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam, menu lainnya adalah pepes dan sup patin.
   3.Mudah Dibudidayakan
Sebenarnya, budidaya patin tidaklah sesulit dan serumit yang dibudidayakan selama ini. Selain dapat dipelihara dikolam biasa seperti yang umun dilakukan pada pembudidayaan ikan lain. Pemeliharaan ikan patin juga dapat dilakukan diberbagai media lain dilokasi yang terbatas. Misalnya, didalam bak tembok atau bak fiberglass yang diletakkan didalam ruangan, dikolam tanah yang dilapisi terpal, atau disaluran air yang diberi pembatas agar ikan tidak kabur. Sama seperti ikan lele-lele lainnya, patin tidak memiliki sisik, bentuk kepalanya relative kecil, mulutnya terletak diujung kepala sebelah bawah. Disudut mulutnya terdapat dau pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan peraba saat berenang. 

            B.     Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup
      1.      Kebutuhan suhu dan alkalinitas
              Patin sangat toleran terhadap derajat keasaman (pH) air. Ikan ini dapat bertahan hidup di perairan dengan derajat keasamaan yang agak asam (pH rendah) sampai basa (pH tinggi) dengan angka pH 5-9. Pada dasarnya, patin akan tumbuh optimal jika kandungan oksigen (O2) yang terdapat dalam air berkisa 3-6 ppm, kadar karbondioksida (CO2) 9-20 ppm, tingkat alkalinitas 80-250, dan suhu air 28-300 C.
      2.      Termasuk Hewan Nokturnal
            Di habitat aslinya, ikan ini selalu bersembunyi didalam lubang-lubang, sebagai ikan nocturnal (aktif pada malam hari), patin baru keluar dari liang persembunyiannya ketika hari mulai gelap. Kebiasaan lain, ikan ini lebih banyak menetap didasar perairan daripada muncul dipermukaan air. Karena itu, patin digolongkan sebagai ikan dasar perairan (demersal). Hal ini dapat dibuktikan dari bentuk mulutnya yang melebar, seperti mulut ikan-ikan demersal pada umumnya.
      3.      Makanan Alami
          Secara alami, makanan patin dialam bebas berupa ikan-ikan kecil, cacing detritus (mikroba pengurai didasar perairan), serangga, udang-udangan, moluska, dan biji-bijian. Berdasarkan jenis makananya yang beragam tersebut, patin dikategorikan sebagai ikan pemakan segala (omnivora).

C.    Jenis-Jenis Patin
            a) Patin Bangkok









  
  Pada awalnya, jenis patin yang populer dibudidayakan di Indonesia adalah patin Bangkok atau jambal siam atau  patin siam (Pangasius hyphopthaimus). Patin jenis tersebut merupakan jenis patin yang diproduksi dari Thailand. Sehingga sering juga disebut dengan lele Bangkok. Patin Bangkok memiliki keunggulan menghasilkan banyak telur, sehingga secara otomatis menghasilkan benih yang juga banyak. Namun sayang dagingnya yang merah tidak begitu disukai oleh pasar ekspor. 

b) Patin Jambal










             
 Patin jambal merupakan jenis patin lokal. Patin ini banyak terdapat dibeberapa sungai besar di Sumatra dan Kalimantan. Keunggulan patin ini terletak pada ukuran tubuhnya yang besar dan dagingnya yang berwarna putih, sehingga disukai oleh pasar ekspor. Namun, jumlah telurnya tidak begitu banyak, sehingga hasil benihnya pun sedikit.

c) Patin Super Harapan Pertiwi (Pasupati)












  Untuk menutupi kekurangan pada kedua jenis patin sebelumnya, para ahli akhirnya mengawinsilangkan patin siam betina dengan patin jambal jantan. Dari perkawinan silang ini, dihasilkan patin unggul (Hibrida) yang disebut dengan patin super harapan pertiwi (pasupati). Keunggulan patin pasupati diantaranya memiliki daging yang berwarna putih, kadar lemak yang relative rendah, laju pertumbuhan tubuh yang relatif cepat, dan jumlah telur yang relative banyak. Daging berwarna putih dan bobot tubuh yang besar diturunkan dari patin jambal, sedangkan jumlah telur yang relative banyak diturunkan dari patin siam.

D. Cara Budidaya Ikan Patin
1. Pembibitan Ikan Patin
            Pembibitan ikan patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit
ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain.
            Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :

a.. Memilih calon induk siap pijah
            Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi.
            Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
1). Induk betina
  • Umur tiga tahun.
  • Ukuran 1,5–2 kg.
  • Perut membesar ke arah anus.
  • Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
  • kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
2). Induk jantan
  • Umur dua tahun.
  • Ukuran 1,5–2 kg.
  • Kulit perut lembek dan tipis.
  • Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
b.  Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise
ikan donor Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas.
Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.
c. Kawin suntik (induce breeding)
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.
d. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.
e. Perawatan larva
  • Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain.
  • Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium.
  • Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi.
  • Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana.
  • Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur.
  • Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
f. Pendederan
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.
g. Pemanenan ( bagi yang jual benih ikan )
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
2. Pemeliharaan dan Pembesaran
Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar.  Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
  • Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
 c. Penanganan Hama Dan Penyakit
  • Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit.  Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung.
  • Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu.
  • Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
d. Pemanenan Ikan Patin
  • Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budidaya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong  maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan
  • karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
  • Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini.
E.    Pengendalian Hama penyakit dalam Budidaya Ikan Patin
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan noninfeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit noninfeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
1)      Penyakit akibat infeksi
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 12 bulan. Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan.  Beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan.
a.       Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian: menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100 cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam. Lakukan pengobatan berulangulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.
b.      Penyakit jamur
    Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Obat yang biasanya di pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 23 g/m air (1 liter) selama 30 menit. Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut turut.
c.       Penyakit Bakteri
Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga biasa menyerang ikanikan air tawar jenis lainnya, yaitu Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara yang terinfeks, tetapi belum parah dapat dicoba dengan beberapa cara pengobatan. Antara lain:
1.      Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 1020 ppm selama 3060 menit,
2.      Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 510 ppm selama 1224 jam, atau
3.      merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.[1][3]
      2)      Penyakit noninfeksi
Penyakit noninfeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gejala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan.
a) Ikan akan lemah, berenang megapmegap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal.
b) Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama benih yang berumur 12 bulan.
c) Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
d) Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintikbintik putih

F. Pemasaran
             Konsep marketing atau yang lebih dikenal dengan pemasaran merupakan salah satu hal yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan dalam menjalankan sebuah Usaha Ikan Patin. Baik peluang bisnis baru maupun bisnis yang telah lama dirintis, baik bisnis kecil maupun yang telah berkembang sekalipun tidak bisa dipisahkan dari hal itu. Semuanya membutuhkan konsep marketing untuk mengembangkan Usaha Ikan Patin yang dijalankan. Berbicara tentang konsep marketing, maka sesungguhnya kita sedang membicarakan bagaimana strategi pemasaran produk yang kita jual.
             Berikut ini kita bahas prinsip dan strategi dasar untuk memasarkan Usaha Ikan Patin yang baru anda buka itu. Cara yang dapat dilakukan diantaranya yaitu dengan melakukan promosi yang efektif dan terukur, yang dimaksud di sini adalah mengukur efektifitas promosi misalnya dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap pelanggan yang datang, dari manakah dia tahu informasi mengenai Usaha Ikan Patin kita, lalu selanjutnya membuat paket produk, yang dimaksud di sini adalah membuat paket-paket produk  yang dapat membuat calon konsumen mempunyai lebih banyak pilihan untuk itu cobalah anda membuat banyak pilihan produk yang bisa dipilih oleh para konsumen
                  Meningkatkan strategi pemasaran bisnis juga bisa dilakukan dengan cara menentukan target pemasaran dan mencari kira-kira peluang Usaha Ikan Patin apa saja bisa dicari dan potensial untuk dikembangkan, selanjutnya yaitu menentukan harga produk hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan bisnis yang sedang anda jalani, lalu lakukan berbagai macam cara promosi,dan ini bisa anda lakukan dengan menyebar brosur, pamflet, bisa juga menggunakan media internet dengan cara memasang website yang sesuai dengan produk bisnis yang anda jalankan.
                 Keberhasilan  suatu Usaha Ikan Patin tak hanya ditentukan oleh faktor pemasaran tapi juga sering  ditentukan  oleh  faktor perencanaan.  Sering dikatakan  bahwa  perencanaan  yang  baik  menjadikan  suatu  pekerjaan  telah  selesai. Pengertian  baik  adalah  jika  perencanaan  yang  dibuat  tepat  (alasan,  tujuan,  kegunaan, sasaran, metode, relevan), efektif (dapat dilaksanakan) dan efisien (waktu tenaga dan biaya). Perencanaan sebaiknya tertulis, karena dokumen merupakan hal yang penting, juga ingatan manusia sifatnya terbatas. Oleh karena itu dalam membuat perencaan bisnis haruslah sebagus mungkin dan dipikir secara matang.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
                     Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebirubiruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin memiliki rasa yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti pindang, digoreng atau diolah menjadi hidangan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Patin juga mengandun gizi tinggi, selain rasanya yang enak, nilai protein daging patin juga tergolong tinggi, mencapai 69,6%. Kandungan gizi lainnya adalah lemak 5,8%, abu 3,5%, dan air 59,3%. Adapun bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awalnya. Sedangkan filet yang diperoleh dari bobot ikan seberat 1-2 kg mencapai 61,7%.  Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup ikan patin antara lain: Kebutuhan suhu dan alkalinitas, Termasuk Hewan Nokturnal dan makanan alami. Terdapat jenis jenis patin antara lain: Patin Bangkok, Patin Jambal, dan Patin Super Harapan Pertiwi (Pasupati).
            Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan noninfeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit noninfeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
B. Saran
            Dalam memulai kegiatan pembudidayaan ikan patin sebaiknya mengikuti petunjuk atau penuntun yang telah ada sebelumnya agar hasil yang di peroleh lebih maksimal dan resiko kegagalan usaha dapat diminimalisir sedini mungkin.

DAFTAR PUSTAKA


Susanto, Heru. 1999. Budi Daya Ikan Patin. Jakarta:Penebar Swadaya.
                        http://feradesliaahyar.wordpress.com/html akses 21 Oktober 2018,pukul 16.40.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar